Didiklah anak dengan
cinta. Itulah kata yang tepat untuk mendidik anak saat ini. Kekerasan
bukan jalan yang terbaik untuk mendidik anak, apapun alasannya.
Kekerasan yang ditampilkan seorang guru hanya akan menyebabkan rasa
takut yang mendalam bagi anak. Belajar dengan rasa takut tidak akan
memperoleh hasil yang maksimal.
Perkataan kasar dan
pemberian hukuman adalah hal yang tidak diingini semua anak walaupun
menurut orang tua atau guru demi kebaikan anak. Anak merasakan bahwa
kemarahan itu menjadi bukti ketidaksenangan orang tua kepadanya. Oleh
karena itu, satu kunci paling ampuh dalam mendidik anak adalah dengan
berlaku lemah lembut penuh cinta kasih walau dalam keadaan marah
sekalipun.
Berbuat lembut kepada
anak, bukan berarti harus menuruti semua kemauan anak. Seorang guru
terlebih dahulu harus memahami karakter anak. Perbedaan di setiap anak
tidak bisa disamaratakan dalam proses pembinaannya. Ada anak yang cepat
menangkap pelajaran, ada pula yang lambat. Ada anak yang tenang di dalam
kelas, ada pula yang selalu membuat ulah karena ingin mendapat
perhatian. Hal semacam itu harus dipelajari dan diketahui oleh seorang
guru.
Seorang guru tidak
bisa hanya mengikuti kemauan sendiri. Apa yang diinginkan harus selalu
bisa dituruti oleh siswa. Sementara, setiap siswa mempunyai karakter
yang berbeda-beda. Pada saat karakter anak tidak sesuai dengan kemauan
guru, anak dianggap menentang. Jika hal itu yang terjadi maka tidak aka
nada penyelesaian yang sehat, justru antara guru dengan siswa hanya akan
selalu bersinggungan.
Dalam model
pembelajaran ramah guru dan ramah anak, guru lebih bersifat demokratis.
Guru banyak mengenal karakter anak sebelum memutuskan langkah apa yang
seharusnya dilakukan terhadap anak yang dihadapi. Guru tidak boleh
memaksakan kehendak kepada siswa agar selalu mengikutinya. Bukan berarti
anak dibiarkan liar. Pendekatan guru lebih banyak menata perasaan yang
masih labil.
Dengan model
pembelajaran ramah guru dan ramah anak, ada kondisi yang sehat, yang
terjalin antara guru dengan siswa. Segala persoalan yang menyangkut
siswa, diselesaikan dengan kepala dingin, tidak harus dengan
mengeluarkan suara yang menyakiti, tidak harus dengan tindakan yang
kasar karena hal itu akan mengakibatkan anak dendam.
Perlu diketahui bahwa
semua anak mempunyai harga diri sebagaimana orang dewasa. Mereka tidak
ingin harga dirinya diinjak-injak walaupun oleh orang tuanya sendiri
atau oleh gurunya. Mereka tetap ingin menjaga harga dirinya walaupun
harus dengan cara melawan. Inilah hakikat manusia yang tidak hanya
berlaku pada orang dewasa saja, tetapi juga buat anak-anak.
Model pembelajaran
ramah guru dan ramah anak lebih banyak memberikan prasangka baik kepada
anak, artinya segala tingkah laku anak dianggap mempunyai tujuan yang
baik, hanya saja terkadang langkahnya yang salah sehingga pendekatan
yang dilakukan guru adalah pendekatan yang halus. Pendekatan guru harus
mampu mengubah sikap dengan penuh makna.
Guru menyadari tentang
potensi anak yang baik dan perlu dikembangkan. Potensi itu bisa
berkembang jika diberikan kepercayaan. Perlu diketahui bahwa kepercayaan
merupakan salah satu bentuk pengakuan dari satu pihak ke pihak lain.
Secara alamiah seseorang yang dipercaya akan berusaha menjaga
kepercayaan tersebut dengan sungguh-sungguh.
Dalam pendekatan
pembelajaran ramah guru dan ramah anak, yang muncul adalah pendekatan
motivasi dan bukan pemaksaan kehendak guru. Seorang guru ketika
mengharapkan anak didiknya menjadi lebih baik maka dilakukan dengan
menggali potensi yang ada pada diri anak dengan menunjukkan kemampuan
yang dimilikinya. Dengan demikian, untuk membangun kondisi yang kondusif
dalam proses pembelajaran, pendekatan ramah guru dan ramah anak perlu
dikembangkan.
By : Eko Pujianto
Sumber Bacaan:
Sulhan, najib. 2010.Pembangunan Karakter pada Anak. Surabaya. Penerbit SIC
0 komentar:
Posting Komentar
SIAPAPUN YANG MEMELIKI WAWASAN LUAS,,,,, AYOOOO,,, IKUTAN BERBAGI ILMU