Blue Fire Pointer
EKO PUJIANTO, S.Pd

Jumat, 07 Februari 2014

Laporan Study Tour

Berikut adalah tulisan perjalanan yang saya buat mungkin dapat membantu anda yang mau menyusun laporan perjalanan yang mau anda buat sebagai tugas sekolah.
kenyatanyaan sekarang banyak yang mengharuskan siswa untuk membuat laporan study tour mereka, tetapi banyak juga diantara siswa yang tidak mau ambil pusing, mereka langsung menyerahkan tugas mereka ke Rental tanpa mau repot bagaimana membuat nya. hal seperti inilah yang akan menjadikan siswa tidak mau berfikir dan tidak mau bisa, berikut adalah contoh yang mungkin anda bisa sendiri untuk belajar. untuk mendownload silahkan klik link download di bawah ini.
DOWNLOAD

Minggu, 02 Februari 2014

SMK IT BENINDO


MAKALAH PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK


--> PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Kesepakatan para ahli menyatakan bahwa :
yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, naqmun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. (Ani Cahyadi, Mubin, 2006 : 21-22).

Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah :
1. Apa makna perkembangan sosial anak ?
2. Bagaimana bentuk – bentuk tingkah laku sosial pada anak ?
3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ?
4. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah laku anak ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui makna perkembangan sosial anak ; mengetahui bentuk-bentuk perkembangan sosial anak ; mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah laku anak.
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Pertama: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masala dan sistimatika uraian. Kedua: Isi atau bagian teori dan hasil meliputi ; makna perkembangan sosial anak, bentuk-bentuk perkembangan sosial anak ; faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Perkembangan Sosial Anak
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa :
Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
B. Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial
Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.
2. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.
C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.
D. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.Perkembangan sosial individu dimulai sejak anak usia 18 bulan.
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka perkembangan sosial anak juga semakin bagus.
Perkembangan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian anak, anak yang mempunyai daya intelegensi yang tinggi, perkembangan sosial yang baik pada umumnya memiliki kepribadian yang baik.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Cahyani Ani. Mubin, Psikologi perkembangan; cet I (Quantum Teaching, Ciputat Press Group, 2006).
Hurlock B Elizabeth, Developmental Psikologi; Mc Grow Hill, Inc, 1980, Alih Bahasa, Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.
LN Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nurihsan Juntika, 2007, Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta didik , Bandung; Sekolah Pasca Sarjana (UPI)
Santrock, John W, Life-Span Development, WM, C Brown Comunication, Inc, 1995, Alih bahasa Achmad Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa Hidup Jilid I, Jakarta, Erlangga, 2002.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja Grafindo, : 2004).

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN RAMAH ANAK



Didiklah anak  dengan cinta. Itulah kata yang tepat untuk mendidik anak saat ini. Kekerasan bukan jalan yang terbaik untuk mendidik anak, apapun alasannya. Kekerasan yang ditampilkan seorang guru hanya akan menyebabkan rasa takut yang mendalam bagi anak. Belajar dengan rasa takut tidak akan memperoleh hasil yang maksimal.
Perkataan kasar dan pemberian hukuman adalah hal yang tidak diingini semua anak walaupun menurut orang tua atau guru demi kebaikan anak. Anak merasakan bahwa kemarahan itu menjadi bukti ketidaksenangan orang tua kepadanya. Oleh karena itu, satu kunci paling ampuh dalam mendidik anak adalah dengan berlaku lemah lembut penuh cinta kasih walau dalam keadaan marah sekalipun.
Berbuat lembut kepada anak, bukan berarti harus menuruti semua kemauan anak. Seorang guru terlebih dahulu harus memahami karakter anak. Perbedaan di setiap anak tidak bisa disamaratakan dalam proses pembinaannya. Ada anak yang cepat menangkap pelajaran, ada pula yang lambat. Ada anak yang tenang di dalam kelas, ada pula yang selalu membuat ulah karena ingin mendapat perhatian. Hal semacam itu harus dipelajari dan diketahui oleh seorang guru.
Seorang guru tidak bisa hanya mengikuti kemauan sendiri. Apa yang diinginkan harus selalu bisa dituruti oleh siswa. Sementara, setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda. Pada saat karakter anak tidak sesuai dengan kemauan guru, anak dianggap menentang. Jika hal itu yang terjadi maka tidak aka nada penyelesaian yang sehat, justru antara guru dengan siswa hanya akan selalu bersinggungan.
Dalam model pembelajaran ramah guru dan ramah anak, guru lebih bersifat demokratis. Guru banyak mengenal karakter anak sebelum memutuskan langkah apa yang seharusnya dilakukan terhadap anak yang dihadapi. Guru tidak boleh memaksakan kehendak kepada siswa agar selalu mengikutinya. Bukan berarti anak dibiarkan liar. Pendekatan guru lebih banyak menata perasaan yang masih labil.
Dengan model pembelajaran ramah guru dan ramah anak, ada kondisi yang sehat, yang terjalin antara guru dengan siswa. Segala persoalan yang menyangkut siswa, diselesaikan dengan kepala dingin, tidak harus dengan mengeluarkan suara yang menyakiti, tidak harus dengan tindakan yang kasar karena hal itu akan mengakibatkan anak dendam.
Perlu diketahui bahwa semua anak mempunyai harga diri sebagaimana orang dewasa. Mereka tidak ingin harga dirinya diinjak-injak walaupun oleh orang tuanya sendiri atau oleh gurunya. Mereka tetap ingin menjaga harga dirinya walaupun harus dengan cara melawan. Inilah hakikat manusia yang tidak hanya berlaku pada orang dewasa saja, tetapi juga buat anak-anak.
Model pembelajaran ramah guru dan ramah anak lebih banyak memberikan prasangka baik kepada anak, artinya segala tingkah laku anak dianggap mempunyai tujuan yang baik, hanya saja terkadang langkahnya yang salah sehingga pendekatan yang dilakukan guru adalah pendekatan yang halus. Pendekatan guru harus mampu mengubah sikap dengan penuh makna.
Guru menyadari tentang potensi anak yang baik dan perlu dikembangkan. Potensi itu bisa berkembang jika diberikan kepercayaan. Perlu diketahui bahwa kepercayaan merupakan salah satu bentuk pengakuan dari satu pihak ke pihak lain. Secara alamiah seseorang yang dipercaya akan berusaha menjaga kepercayaan tersebut dengan sungguh-sungguh.
Dalam pendekatan pembelajaran ramah guru dan ramah anak, yang muncul adalah pendekatan motivasi dan bukan pemaksaan kehendak guru. Seorang guru ketika mengharapkan anak didiknya menjadi lebih baik maka dilakukan dengan menggali potensi yang ada pada diri anak dengan menunjukkan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian, untuk membangun kondisi yang kondusif dalam proses pembelajaran, pendekatan ramah guru dan ramah anak perlu dikembangkan.


Sumber Bacaan:
Sulhan, najib. 2010.Pembangunan Karakter pada Anak. Surabaya. Penerbit SIC

MENGUBAH TEMA PADA FACEBOOK

Ini tampilan Facebook punya saya!


ingin tampilan yang seperti ini, berikut caranya
1. Silahkan Copy file html nya disini DOWNLOAD
2. Kemudian Untuk Pengguna
  • Chrome
    • Ketik ctrl+shift+j 
    • Kemudian Copy file HTML yang di copy tadi
    • Terakhir tekan Enter
    • tema facebook anda akan berubah
  • Mozilla 
    •  Ketik ctrl+shift+j 
    • Kemudian Copy file HTML yang di copy tadi
    • Terakhir tekan Enter
    • tema facebook anda akan berubah 
Silahkan Dicoba 
EKO PUJIANTO © 2008 Template by:
SkinCorner